Sabtu, 12 November 2011

BENTENG MADANG TEMPAT WISATA SEJARAH DI HSS

Nama             :   Linda Ervalianti
NPM              :   30611E2010
Kelompok     :    7
Kelas             :   Bahasa Inggris, Kandangan  / E / A


BENTENG MADANG
TEMPAT WISATA SEJARAH DI HSS


     Jika Anda jalan-jalan ke kecamatan Padang Batung, maka di sebelah Utara Anda akan bertemu dengan sebuah desa yang bernama Madang. Kawasan ini merupakan dataran  tinggi atau daerah  pegunungan, oleh karena itu hawanya terasa sejuk. Dataran tinggi tersebut pada masa Kerajaan Banjar  oleh Tumenggung Antaluddin ditata dan dibuat  benteng pertahanan dalam menghadapi serangan serdadu Belanda. 

     Tercatat ada lima kali serangan yang dilakukan oleh serdadu Belanda dan semuanya dapat dikalahkan oleh pasukan Pangeran Hadayatullah dan Demang Lehman. Serangan-serangan serdadu Baelanda tersebut dilakukan pada tanggal 3,4,13,18 dan 22 September 1860. Pada serangan yang keempat tanggal 18 September 1860, pasukan infantri serdadu Belanda yang dipimpin oleh Kapten Koch dihajar habis-habisan oleh pasukan Pangeran Hidayatullah dan Demang Lehman, sehingga banyak serdadu Belanda yang tewas termasuk Kapten Koch sendiri.




     Sekarang Benteng Madang yng letaknya berada diketinggian ini telah ditata dan direnovasi oleh Pemda HSS dengan anak tangga lebih dari 400 buah. Benteng Pertahanan yang dibangun pada zaman  kerajaan Banjar yang sekarang menjadi tempat rekreasi atau kawasan sejarah ini dapat dicapai dengan menggunakan mobil dari Kota Kandangan dengan  jarak ± 8 Km.

1 komentar:

  1. Saya dukung pelestarian khazanah cerita rakyat hulu sungai selatan, kandangan, kalimantan selatan seperti datuk panglima hamandit, datung suhit dan datu makandang, datu ramanggala di ida manggala, datu rampai dan datu parang di baru sungai raya, datu ulin dan asal mula kampung ulin, datu sangka di papagaran, datu putih dan datu karamuji di banyu barau, legenda batu laki dan batu bini di padang batung, legenda gunung batu bangkai loksado, legenda datu ayuh/sindayuhan dan datu intingan/bambang basiwara di loksado, kisah datu ning bulang di hantarukung, datu durabo di kalumpang, datu baritu taun dan datu patinggi di telaga langsat,legenda batu manggu masak mandin tangkaramin di malinau, kisah telaga bidadari di hamalau, kisah gunung kasiangan di simpur, kisah datu kandangan dan datu kartamina, datu hamawang dan sejarah mesjid quba, tumenggung antaludin mempertahankan benteng gunung madang, panglima bukhari dan perang amuk hantarukung di simpur, datu naga ningkurungan luk sinaga di lukloa, datu singa karsa dan datu ali ahmad di pandai, datu buasan dan datu singa jaya di hamparaya, datu haji muhammad rais di bamban, sejarah mesjid ba angkat di wasah, dakwah penyebaran agama islam datu taniran, datu balimau dan habib lumpangi, kubur enam pahlawan di ta’al, kuburan tumpang talu di parincahan, perang garis demarkasi dan kubur Brigjen H.M.Yusi di karang jawa, pahlawan wanita aluh idut di tinggiran, panglima dambung di padang batung, gerombolan ibnu hajar, sampai cerita tentang perang kemerdekaan Divisi IV ALRI yang dipimpin Brigjen H. Hasan Basri dan pembacaan teks proklamasinya di Kandangan. Semuanya adalah salah satu aset budaya dan sejarah bagi Kalimantan Selatan.

    BalasHapus